ArticlePDF AvailableAbstractPresbyopia is a condition of the eye that loses the ability to focus gradually, to see objects at close range. Presbyopia develops gradually, so someone sometimes just realizes the symptoms after passing the age of 40 years. Glasses are a tool to improve one's visual acuity. The choice of eyeglass frames for progressive lens use for presbyopia is very necessary to prevent inconvenience in using progressive lenses. A progressive lens is a lens where the strength of the lens gradually increases from the far zone, through the corridor to the near zone. In order for progressive lenses to provide optimal performance, first of all, the selection of eyeglass frames is right for the comfort of glasses wearers. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. FAKTOR PEMILIHAN BINGKAI KACAMATA UNTUK LENSA PROGRESIF PADA PASIEN ANOMALI REFRAKSI YANG DISERTAI PRESBIOPIA Zakaria Efendi M. Wahyu Budiana Murni Marlina Simarmata Akademi Refraksi Optisi dan Optometry Gapopin Pondok Aren Raya No 108 A . Bintaro. Tangerang Selatan zakaria3fendi wbudiana602 ABSTRACT Presbyopia is a condition of the eye that loses the ability to focus gradually, to see objects at close range. Presbyopia develops gradually, so someone sometimes just realizes the symptoms after passing the age of 40 years. Glasses are a tool to improve one's visual acuity. The choice of eyeglass frames for progressive lens use for presbyopia is very necessary to prevent inconvenience in using progressive lenses. A progressive lens is a lens where the strength of the lens gradually increases from the far zone, through the corridor to the near zone. In order for progressive lenses to provide optimal performance, first of all, the selection of eyeglass frames is right for the comfort of glasses wearers. Keywords Selection, Frame Glasses, Descriptive, Progressive Lenses, Presbyopia PENDAHULUAN “Secara Klinis kelainan refraksi adalah akibat kerusakan pada akomodasi visual, entah itu sebagai akibat perubahan biji mata, maupun kelainan pada lensa”Evelyn Clare Pearce, 2009 Pada umumnya seseorang yang menginjak usia 40-60 tahun atau lebih, sekalipun dalam keadaan sakit atau keadaan sehat tanpa kacamata khususnya untuk jarak dekat atau baca, sulit baginya untuk membaca dengan sempurna karena akomodasi mulai menurun, keadaan ini yang disebut Presbiopia Sidarta Ilyas, 2004 Penderita presbiopia kemungkinan bisa diberi alat bantu penglihatan yang disebut lensa. Baik itu lensa single vision, bifocal maupun multifocal. Lensa bifocal terdiri dari lensa kryptok, flattop, curvetop, dan eksekutif, yang di antaranya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lensa jenis bifocal ini memiliki dua segmen yaitu segmen jauh dan segmen baca, dimana batas-batas garis yang memisahkan antara dua segmen ini dapat terlihat. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, lensa pun mengalami kemajuan yaitu dengan adanya lensa Progresif. Dalam pemasangan lensa progresif dibutuhkan ketelitian baik itu dari segi refraksi maupun pemilihan bentuk bingkai kacamata. Bingkai kacamata sangat beragam baik dari segi model, bahan, warna, dan bentuknya. Dari uraian di atas penulis inigin mengangkat dan membahas tentang bagaimana faktor yang menentukan pemilihan bingkai kacamata untuk lensa progresif pada pasien presbiopia. Tujuan daripada penulisan ini agar dapat memberikan informasi bagaimana cara pemilihan bingkai atau lensa secara baik dan tepat. “The frame is that portion of the spectacles that holds the lenses containing the ophthalmic prescription in their proper position in front of the eyes”Clifford W. Brooks, 2006 1. Klasifikasi bingkai kacamata berdasarkan bahan / materialnya a. Bingkai plastik Bingkai ini terbuat dari beberapa bahan tipe plastik antara lain 1. Selulose Nitrat. 2. Selulose Asetat.. 3. PMMA, Poly Metyl Meta Akrilik, 4. Optyl, 5. Nylon, b. Bingkai Metal 1 Emas/ Gold dalam pembuatan bingkai kacamata, emas murni tidak dianjurkan dipakai karena lunak. Logam emas campuran dibagi menjadi Fine Gold , Gold Field , Gold Plated 2. Silver / Perak. 3. Stainless steel. 4 Monel c. Frame Kombinasi 2. Klasifiksi bingkai berdasarkan Kontruksinya Adapun konstruksi bingkai kacamata yang umum adalah Full frame Frame ini memiliki rim yang seluruhnya menutupi bagian tepi lensa, namun ada bentuk lain seperti a. Combination Frames As the name suggests, these frames are a mixture of plastic and metal. Typically they have metal rims with plastic tops and either metal or, more commonly, plastic sides. b. Half-Eye Frame Half-eye,or lookovers, are shallow frames intended to sit low on the nose so that the presbyopic client a person needing glasses for reading can look over the lenses to see in the distance. Like bifocal lenses, they are often seen as a badge of age-they reveal to the world that you have presbyopia, and everyone is aware that reading glasses are required as a result of getting older. For this reason they are often reffered to as "granny glasses" c. Mounts Mounts are frames that have no frame. That is, there is nothing surrounding the lenses. They are more commonly know as "rimless frame" something of a contradiction in terms; more correctly they are rimless mounts. Obviously, they are lighter and even less restrictive than metal frames. d. Nylon - Cord Frames Nylon-Cord Frames hold the lenses in place by means of a nylon cord like fishing line that fits in a groove around the edge of the lens, except for the top where the lens lens usually sits in the upper rim where the frame projects into the groove. They are also know as "Nyl-tag" in Australia and "supra" in the UK.David. A Wilson, 1999 Dimensi pada bingkai kacamata Dimensi Frame a. A Panjang horizontal dari rim diukur dari pinggir rim temporal ke nasal b. B Panjang vertikal dari rim diukur dari pinggir rim atas ke bawah c. DBL Jarak antara lensa kanan dan lensa kiri diukur dari jarak terdekat lensa kanan dan kiri d. ED Efektif Diameter / diagonal terpanjang yaitu jarak terjauh dari kedua pinggir rim e. PD Pupil Distance yaitu jarak yang diukur dari mata kanan ke mata kiri f. MPD Monoculer Pupil Distance yaitu jarak satu mata ke bagian tengah bingkai kacamata bagian hidung g. PV Pupil Vertical / TP tinggi pupil yaitu jarak yang diukur dari bagian bawah rim ke titik pupil mata. Jika pemensa lensa tidak menyertakan maka ditentukan berdasarkan rumus dasar perhitungan PV. “Pemilihan bingkai yang ideal Kunci keberhasilan dalam resepkan lensa progresif adalah pemilihan bingkai yang sesuai. Pemilihan panjang koridor yang tepat dari progressive addition lens dan, melakukan pengukuran yang diperlukan secara akurat dan efektif. Saat memilih frame untuk lensa progresif, pastikan bentuk frame memungkinkan untuk cukup di atas fitting cross”Bhootra, 2016 “Progressive are one piece lenses that very gradually in surface curvature from a minimum value in the upper distance portion to maximum value in the lower near portion. unlike bifocal or trifocal lenses, progressive lenses ensure that the presbyopic spectacle wearer finds the right dioptric power for every distance, guaranteeing smooth and uninterrupted vision without any visible line of demarcation”Ajay kumar Bhootra, 2009 “ Tidak semua Progresif sama. Ada ratusan merek berbeda. Dan setiap merek memiliki pengaturan optik dan distorsi yang sedikit berbeda. Ini membantu untuk memikirkan disain progresif sebagai jatuh pada salah satu dari dua ujung spektrum, baik disain keras atau lunak. Disain keras pada progresif memaksimalkan area membaca tetapi memiliki lebih banyak distorsi perifer, dan desain lunak memiliki distorsi minimal tetapi biasanya kurang di area membaca”David S. McCleary, 2018 Desain Lensa progresf secara segi optisnya terdiri dari Hard dan soft desain. Hard di sini maksudnya perubahan antara jauh ke baca itu keras, tajam dan tiba-tiba, sehingga untuk lihat jauh jelas dan untuk baca jelas, namun untuk perpindahan antara keduanya sangat tidak enak. Adanya Swimming Efek, yaitu kalo kita pakai kacamata ini seperti berenang, karena abrasi daerah pinggir yang tinggi. Soft Design Terbaru Efek perubahan dari jauh dan dekat lebih cepat, namun abrasi lembut sehingga untuk baca lebih enak dan masa adaptasi lebih cepat. Zona tengah lebih sempit dan daerah baca posisinya lebih ke atas sehingga untuk mencapai bacaan agar jelas pasien tidak harus mendongak. Dan yang lebih baik lagi daerah jauh dan baca lebih luas. METODOLOGI Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan library research. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data menyusun atau mengklarifikasi, dimana data yang di dapatkan bersumber dari literatur kepustakaan, baik berupa buku cetak maupun elektronik, jurnal, catatan kerja, meupun laporan hasil penelitian sebelumnya. PEMBAHASAN Faktor dan kendala dalam pemilihan bingkai kacamata untuk pemakaian lensa progresif bagi pasien anomali refraksi disertai presbyopia A. Faktor Pemilihan Ukuran Bingkai Kacamata Berkaitan Dengan Dimensi B Vertikal Frame. Seringkali terjadi pemilihan bingkai kacamata kurang tepat karena hanya memperhatikan segi kosmetik dan nilai komersil yang tinggi, sehingga tidak memperhitungkan tinggi Pupil Vertikal PV pasien, koridor lensa progresif dan dimensi B, sehingga sering terlalu kecil. Jika pasien memiliki dimensi B yang kecil di bawah pasien direkomendasikan untuk menggunakan desain lensa progresif hard desain sedang kan jika dimensi memiliki ukuran lebih dari 30 mm untuk menentukan desain di tentukan dari hasil pengukuran PV. B. Faktor Pemilihan Material Frame Berhubungan Aktivitas Pasien Material untuk membuat frame bias menggunakan plastic atau metal. Masing-masing dari material tersebut memiliki keistimewaan masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan juga memiliki kekurangan. Oleh sebab itu jika ingin membuat kacamata yang kuat dan nyaman dipakai sehari-hari harus mempertimbangkannya dari berbagai segi. Seringkali terjadi pemilihan frame yang kurang tepat karena hanya memperhatikan segi kosmetik dan nilai komersil yang tinggi namun tidak mempertimbangkan aktivitas pasien, sehingga pasien merasa dikecewakan karena kacamata yang dibelinya kurang awet atau ttidak nyaman digunakan. Contoh tulang hidung pasien rendah dan sering berolahraga Sebaiknya tidak memilih bingkai kacamata yang tanpa nosepad seperti berbahan plastik karena kurang dapat memberi kedudukan kacamata yang stabil dikarenakan tanpa nosepad . Ketidakstabilan posisi kacamata akan sangat mempengaruhi unjuk kerja lensa progresif, terutama ketika dipakai untuk melihat jarak menengah dan dekat. Jika tetap menginginkan tangkai yang seperti itu karena sedang ngetren, pilihlah yang ujung belakangnya memiliki lapisan karet yang dapat membangkitkan dan menahan agar kacamata tidak mudah merosot. C. Faktor Pemilihan Bentuk Frame Berkaitan Dengan Desain Lensa Progresif Secara teoritis ada dua desain lensa progresif yaitu desain keras hard dan lembut soft. Seringkali terjadi pemilihan frame yang kurang tepat karena hanya memperhatikan segi kosmetik dan nilai komersil saja namun kurang memperhatikan desain lensa progresif yang dipilih sehingga ada bagian dari lensa progresif yang terpotong. Hal inilah yang mengakibatkan kacamata tidak nyaman saat dipakai oleh pasien. Sering timbul keluhan pening, sakit kepala pada penggunaan kaca mata progresif. Mereka mengeluh kacamata progresif, dengan harga yang lebih mahal tetapi belum tentu sesuai untuk dipakai. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa faktor yang perlu di perhatikan a. Fitting progresif yang tepat, untuk menentukan desain hal ini membuat kacamata progresif letak titik fokus pada lensa harus tepat. Berbeda 2 mm saja sudah menimbulkan ketidaknyamanan kacamata. b. Penyesuaian denga aktifitas pemakai, Kacamata progresif memiliki berbagai macam tipe yang membedakan luasnya lapang pandang. Semakin luas lapang pandang tipe lensa kacamata progresif, semakin cepat mata kita untuk menyesuaikan dengan aktifitas permakai. c. Kacamata progresif sebaiknya harus memperhatikan bentuk frame yang akan dipakai. d. Bila memilih frame kaca mata yang tidak lebar Sekarang kebanyakan model frame kaca mata kecil pilihlah lensa kaca mata progresif yang sesuai. Biasanya jenis hard desain. Disarankan untuk membuat kacamata progresif di optik yang kompeten. Bisa bertanggung jawab bila terdapat kesalahan untuk dapat memperbaikinya, karena harga lensa progresif lebih mahal. D. Faktor Pemilihan Konstruksi Bingkai Kacamata Berhubungan Dengan Kenyamanan Pasien Konstruksi bingkai kacamata dikelompokkan menjadi 3 antara lain konstruksi bingkai penuh, bingkai setengah dan tanpa bingkai. Masing-masing konstruksi tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Seringkali terjadi pemilihan konstruksi bingkai kacamata yang kurang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi kenyamanan pasien. Kontruksi bingkai disesuaikan juga dengan kekuatan lensa yang akan digunakan pada lensa progresif, pada pasien yang memiliki anomaly refraksi tinggi disertai presbyopia tidak direkomendasikan menggunakan kontruksi Rimless mounting atau Nylon umumnya bingkai tersebut tipis tidak kokoh, hal ini akan mengurangi segi kosmetik dan frame yang ringan dengan lensa yang berat, saat digunakan akan mudah melorot dan otomatis focus lensa akan bergeser. E. Faktor Pemilihan Bingkai dengan Pasien Anomali Refraksi Pada pasien yang memiliki anomali refraksi derajat tinggi yang disertai presbyopia tidak menutup kemungkinan ingin menggunakan lensa progresif untuk mengoptimalkan aktifitasnya. Pada pasien ini akan mengalami kondisi penggunaan kacamata yang berat dan suka melorot hingga fokusnya kacamatanya pun tidak stabil, hal ini perlu memilih bingkai yang tepat, jika pemilihan tidak tepat akan mengalami masalah saat menggunakan kacamata dengan lensa progresifnya. Pemilihan Bingkai kacamata pada pasien yang memiliki anomali refraksi derajat tinggi yang disertai presbyopia 1. Pilihkan bingkai dengan bentuk yang tidak membentuk siku pada sisi-sisinya, hal ini akan mengurangi lensa terlihat tebal hingga dapat meningkatkan kosmetiknya. 2. Pilihlah bingkai dengan rim yang tebal dan berbahan ringan seperti titanium pada bahan metal atau serat karbon atau optyl pada bingkai plasti, rim yang tebal akan memegang lensa yang tebal lebih kuat dan menutupi sebagian tebal dari lensa 3. Pilihkan Bingkai kacamata dengan dimensi B lebih besar, hal ini akan merujuk pada disain progresif soft. Dengan disain soft akan mengurangi tingkat distorsi. 4. Pilihkan bingkai kacamata dengan kontruksi yang memiliki nose pad, dengan anomali refraksi derajat tinggi berat dari lensa akan ditopang oleh nose pad. Selain mengurangi beban kacamata fokus pada lensa pun akan lebih stabil. F. Faktor Pemilihan Bingkai dengan Addisi pada Pasien Presbyopia Pasien presbyopia dengan addisi tinggi juga sebagai faktor dalam memilihkan bingkai kacamata, lensa progresif dengan addisi tinggi akan membuat daerah baca bertambah sempit dan bagian perifer akan bertambah tingkat distorsinya, pemilihan bingkai yang tepat akan mengurangi masalah-masalah tersebut. Pemilihan bingkai yang tepat pada pasien presbyopia dengan addisi tinggi yang adalah 1. Pilihkan bingkai dimana dimensi B yang besar, hal ini akan merujuk pemilihan disain lensa progresif soft, dengan disain soft distorsi pada area membaca jarak dekat akan lebih kecil. 2. Pilihkan bingkai kacamata dimana kontruksi bingkai kacamata memiliki nose pad pada pasien yang memiliki tulang hidung rendah hal ini akan menjaga fokus di area membaca dekat lebih stabil KESIMPULAN 1. Untuk pemakai lensa progresif bagi presbiopia yaitu memiliki dimensi B vertikal frame yang cukup untuk mencakup seluruh daerah jarak jauh dan dekat sangat menunjang akan kenyamanan dalam pemakaian lensa progresif. 2. Material frame akan mempengaruhi kualitas dan kekuatan kacamata. Material frame yang baik untuk pemakai lensa progresif bagi presbiopia harus disesuaikan aktivitas pasien. 3. Bentuk frame yang optimal untuk pemakai lensa progresif bagi presbiopia adalah bentuk yang tidak mengurangi besarnya daerah baca dan menentukan disain lensa pogresif. 4. Konstruksi bingkai kacamata yang baik untuk pemakai lensa progresif bagi presbiopia disesuaikan dengan kebutuhan pasien sehingga akan mempengaruhi kenyamanan saat menggunakan lensa progresif. 5. Refraksionis Optisien harus mempunyai pemahaman dan keahlian dalam melakukan pemilihan bingkai kacamata untuk pasien yang mengalami anomaly refraksi yang disertai presbyopia. REFERENSI Ajay kumar Bhootra. 2009. Ophthalmic Lenses. Jaypee Brother Medical. Bhootra, A. K. 2016. Dispensing Optics 1st ed.. Jaypee Brother. Clifford W. Brooks, I. B. 2006. System for ophthalmic dispensing. ELSEVIER. AJ?hl=id&gbpv=1 David. A Wilson. 1999. Practical Optical Dispencing. OTEN-DE. David S. McCleary. 2018. The Optician Training Manual. Santa Rosa Publishing. Evelyn Clare Pearce. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis 3th ed.. PT Gramedia Pustaka Utama. Sidarta Ilyas. 2004. Dasar-dasar Pemeriksaan mata dan penyakit mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Optical DispencingDavid WilsonDavid. A Wilson. 1999. Practical Optical Dispencing. OTEN-DE. ition/_/wDyIAAAACAAJ?hl=id& sa=X&ved=2ahUKEwishbGw2ZP wAhUbWX0KHelhCN0Qre8FMA 56BAgMEAUThe Optician Training ManualS DavidMcclearyDavid S. McCleary. 2018. The Optician Training Manual. Santa Rosa Pemeriksaan mata dan penyakit mataSidarta IlyasSidarta Ilyas. 2004. Dasar-dasar Pemeriksaan mata dan penyakit mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jika Anda sudah menentukan pilihan mau pakai lensa kontak daripada kacamata, langkah selanjutnya adalah memilih jenis lensa yang cocok untuk Anda. Ada dua jenis contact lense yang kini tersedia di pasaran, yaitu soft contact lenses dan hard contact lenses. Tentu sebelum memantapkan hati untuk membeli, Anda harus tahu dulu apa bedanya soft lens dan hard lens. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis lensa yang perlu Anda ketahui. Apa itu soft lens? Soft lens atau soft contact lenses adalah jenis lensa kontak lunak, terbuat dari plastik lembut dan fleksibel yang memungkinkan oksigen bisa dengan mudah menembus kornea. Bahan soft lens yang lebih baru biasanya terbuat dari silikon-hidrogel, yang memungkinkan lebih banyak lagi oksigen untuk masuk ke mata selama Anda memakai lensa. Soft lens termasuk tipe lensa kontak extended eye-wear. Artinya, lensa ini bisa dikenakan secara terus menerus untuk periode pemakaian yang ditentukan misalnya 7 hari sampai 30 hari dan kemudian dibuang. Namun lama pemakaian secara terus menerus akan tergantung pada jenis lensa dan evaluasi dokter saat cek mata rutin. Ada dua jenis loft lens. “Disposable” alias sekali pakai, yang berarti lensa harus digunakan satu kali saja untuk lalu dibuang dan ganti yang baru untuk pemakaian berikutnya. Ada juga yang dengan resep sehingga bisa dipakai satu hari penuh. Soft lens jenis ini juga bisa dipakai dalam sehari semalam, tapi harus diganti dengan pasangan yang baru setiap hari. Apa itu hard lens? Hard lens alias rigid gas permeable contact lenses RGPs adalah jenis lensa kontak yang lebih keras dan kaku daripada soft lens, namun tetap dapat membiarkan oksigen masuk ke mata. Umumnya, hard lens memberikan penglihatan yang lebih jernih dan tajam daripada lensa kontak lunak. Selain itu, hard lens cenderung lebih membutuhkan biaya perawatan yang lebih murah karena durasi pakainya lebih tahan lama daripada lensa lunak dan lebih kebal terhadap penumpukan deposit kotoran. Oleh karena itu, rentang jadwal penggantian lensa “keras” ini akan lebih panjang daripada lensa lunak. Kontak lensa mana yang lebih baik untuk mata? Sebelum Anda menentukan mau beli yang mana, pertimbangkan dulu kelebihan dan kekurang dari masing-masing jenis lensa ini Soft lens Kelebihan pakai soft lens
9y7Y.